Selasa, 31 Juli 2012

Atlet Bulutangkis


Tantowi Ahmad – Mengimbangi Liliyana Natsir



Nova Widianto-Liliyana Natsir merupakan salah satu dari sedikit ganda campuran Indonesia yang berprestasi gemilang. Dibandingkan dengan tunggal-ganda putra, prestasi ganda campuran memang tidak mencolok. Namun, Nova/Liliyana membuktikan diri sebagai pelepas dahaga ketika prestasi bulutangkis Indonesia tertinggal dari Negara lain. Dua kali juara dunia, sekali runner up, medali perak olimpiade, dan prestasi lainnya selama berpasangan selama kurang lebih 5 tahun menjadi bukti superioritas mereka. Namun, seiring dengan berjalannya waktu, Nova semakin dimakan usia yang lama kelamaan ia tidak mampu mengcover Liliyana yang jauh lebih muda dibawahnya. Perceraian resmi terjadi saat menjelang Asian Games November 2010. Tantowi Ahmad dibebani tugas berat untuk menggantikan posisi Nova Widianto.
Awalnya saya sangat tidak suka ketika Liliyana Natsir becerai dari Nova Widianto dan kemudian dipasangkan dengan Tantowi Ahmad. Memang saat prestasi Nova-Liliyana menurun saya berharap mereka segera berpisah karena dari beberapa pertandingan terakhir pasangan ini banyak kalah karena kesalahan Nova (tidak menuduh lhooo). Sehingga saya berpikir bahwa Liliyana harus segera mendapat pasangan baru, agar kemampuannya tidak terhalang oleh berkurangnya kemampuan Nova. Namun bukan Tantowi yang saya harapkan untuk menggantikan Nova.
Saya sangat berharap bahwa saat itu Liliyana dipasangkan dengan Mohammad Rijal. Kenapa? Karena pengalamannya cukup baik untuk mengcover Liliyana. Mohammad Rijal pernah menjuarai Jepang super Series saat baru saja dipasangkan dengan Vita Marissa dan saat itu di final mereka mangalahkan Nova/Liliyana. Sehingga saya berharap perbedaan antara Nova Widianto dengan pasangan baru Liliyana tidak begitu jauh agar segera meraih prestasi maksimal.
Selain Mohamad Rijal, saya juga punya nama lain yaitu Hendra Setiawan. Meski ini, bersifat sangat pribadi karena saya paling mengidolakan dengan kedua pemain ini. Dan adapula yang mengatakan kalau mereka pacaran Hihi.. Namun kalau itu saya tidak terlalu berharap karena memang saya lebih mengharapkan Hendra berprestasi maksimal di ganda putra.
Ternyata pilihan saya tidak sama dengan pilihan PBSI. Mereka menjatuhkan pilihan pada Tantowi Ahmad yang saya tidak tahu apa prestasi sebelumnya. Sebelumnya saya mendengar bahwa PBSI menginginkan agar Liliyana bisa menjadi leader untuk pasangannya. Selama ini, Liliyana selalu menjadi junior dengan pasangannya yaitu saat berpasangan dengan Nova di ganda campuran dan Vita Marissa di ganda putri dan yang kemudian memang banyak menghasilkan prestasi.
Sedikit kecewa, walaupun setelah itu saya melihat berita bahwa mereka juara di Macau terbuka, dan menjadi runner up di Taiwan GP gold. Tetap saja saya belum semangat mendukung pasangan baru ini. Apalagi kemudian Tantowi langsung menggantikan Nova Widianto di arena Asean Games yang saya lupa mereka sampai di babak mana dan kalah oleh siapa. Saya semakin tidak memperhatikan perkembangan pasangan baru ini.
Saya mulai curiga ketika Tantowi/Liliyana tidak ikut di Sudirman Cup Karena Liliyana cidera. Kecurigaan saya muncul karena saat itu juga saya tau kalau mereka sudah ada di posisi nomor 4 dunia. Kemudian saya juga tau bahwa mereka baru saja menjuarai India Open. Kembali saya tidak semangat. Saat itu saya tidak tau kalau India Open sudah meningkat menjadi Super Series. Dan kemudian saya berpikir kalau mereka masih hanya bisa meraih gelar yang tingkatnya dibawah super series.
Saya masih tidak menyambut ketika ada Singapura Open SS. Saat itu saya hanya sekilas melihat berita berjalan di TV kalau mereka maju ke perempat final. Setelah itu saya tidak pernah melihat berita lagi, karena saya juga sedang jarang menonton berita olahraga pagi hari. Sehingga saat itu saya mengira bahwa mereka sudah kalah karena saya tidak melihat perkembangannya. Saya malah hanya tau kalau pasangan Alvent/Hendra AG yang maju ke final. Dan saya juga tidak mencari beritanya lebih lanjut.
Tidak taunya ketika turnamen Indonesia Open komentator sering menyebutkan prestasi pasangan ini. Termasuk Singapura SS yang baru saja berakhir. Saya kemudian penasaran dan browsing di kompas.com dan mencari berita-berita yang kemarin, terutama tentang Singapura SS. Ternyata mereka memang juara tanpa kehilangan satu game pun. Senang banget rasanya. Meski malu juga karena saya telah berimaginasi buruk. Untungnya ini hanyalah imaginasi yang belum saya lontarkan kepada siapapun. Xixixi…..Dan kini saya bocorkan karena saya sudah tau kebenarannya.
Meski kemarin gagal menjaid juara, bukan berarti permainan mereka buruk. Setiap televisi menyiarkan pertandingannya saya merasa terhibur karena permainan mereka begitu apik. Mengenai menang dan kalah tentu yang lebih siap dalam pertandingan itu yang akan menjadi juara. Karena lawan mereka adalah Zhang Nan/Zhao Yunlei, ganda campuran China nomor satu dunia.
Kini mereka sudah berada di rangking 2 dunia. Bukan tidak mungkin sebentar lagi mereka akan menjadi yang nomor satu. Tantowi telah membuktikan bahwa ia tidak mengecewakan ketika harus diberi tanggung jawab menggantikan Nova Widianto. Liliyana telah membuktikan bahwa ia pun tidak masalah dibebani tanggungan sebagai senior. Menjadi yang terbaik hanyalah masalah waktu. Semangat dan tersenyumlah idolaku....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar